Kenali Gejala Serangan Jantung

Jantung adalah salah satu organ penting di dalam tubuh manusia. Organ ini terletak di dalam dada dan berukuran sekepalan tangan. Jantung berfungsi mengatur aliran darah dari dan ke seluruh tubuh. Apabila kerja organ jantung mengalami masalah, kelangsungan hidup seseorang dapat terganggu. Salah satu masalah yang dapat timbul pada jantung adalah serangan jantung.

Walaupun berfungsi untuk mengatur aliran darah dari dan ke seluruh tubuh, jantung juga memerlukan aliran darahnya sendiri untuk tetap dapat berfungsi secara normal. Jantung mendapatkan aliran darah melalui beberapa pembuluh darah yang mengaliri bagian-bagian jantung. Pembuluh darah ini disebut pembuluh darah arteri koroner. Apabila terdapat gangguan pada pembuluh darah jantung seperti penyempitan atau penyumbatan, maka serangan jantung dapat terjadi.

Serangan jantung ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak lemak jenuh, lemak trans, kolesterol LDL, dan zat lain pada lapisan dalam dinding pembuluh darah arteri koroner. Plak ini dapat mencegah darah yang penuh oksigen dan nutrisi untuk mencapai otot jantung. Ketika darah tidak dapat mencapai ke otot jantung, otot jantung dapat mengalami kerusakan yang bersifat permanen dan berujung pada kematian.

Serangan jantung memiliki banyak gejala, baik yang khas maupun tidak. Penderita dapat merasakan nyeri dada seperti ditimpa beban berat yang menjalar ke bagian tubuh lain seperti rahang, leher, bahu kiri, punggung, atau lengan, sesak napas atau napas berat, pusing, gelisah, keringat dingin, mual, muntah, atau bahkan sakit perut. Beberapa gejala di atas ada yang memengaruhi sistem pencernaan, sehingga seringkali serangan jantung terlambat dideteksi. Selain itu, ada juga penderita serangan jantung yang tidak mengalami gejala dan langsung mengalami henti jantung mendadak.

Terdapat banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung seperti usia (perempuan di atas 55 tahun dan laki-laki di atas 45 tahun), pernah mengalami serangan jantung sebelumnya, terdapat keluarga dengan riwayat serangan jantung sebelumnya, menderita tekanan darah tinggi (hipertensi), memiliki berat badan berlebih atau obesitas, menderita diabetes, merokok, hingga memiliki kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida yang tinggi dalam tubuh. Selain itu jarang berolahraga, sering mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi kalori, stress berkepanjangan, Perempuan yang mengalami menopause dini, riawayat penyakit autoimun, dan penyalahgunaan obat seperti kokain and amfetamin juga dapat meningkatan risiko.

Berdasarkan faktor-faktor risiko di atas, pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan agar ideal, memperbanyak konsumsi lemak baik dan serat, berolahraga secara teratur, kelola stress, hingga beristirahat yang cukup. Selain itu, pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah juga disarankan untuk mendeteksi dini dan mencegah terjadinya serangan jantung.

Harap Tunggu...